Dwi Fahrudin, S.Pd, M.Pd
Salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan cara berpikir siswa adalah matematika. Oleh karena itu, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada seorang anak. Namun kenyataanya matematika menjadi mata pelajaran terbanyak yang dibenci oleh siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil laporan TIMSS menunjukkan kemampuan siswa Indonesia sudah baik dalam menyelesaikan soal yang bersifat rutin, komputasi sederhana, tetapi masih rendah dalam mengintegrasikan informasi, menarik simpulan, serta menggeneralisir pengetahuan yang dimiliki ke hal-hal yang lain. Selain itu, hasil PISA menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan literasi matematika yang rendah. Bagi siswa yang sudah memiliki kemampuan matematika bagus pasti menyukai matematika. Yang menjadi masalah adalah siswa yang kemampuan matematika rendah dan tidak menyukai matematika. Solusi pertama yang harus diselesaikan adalah membuat siswa menyukai matematika. Hal tersebut akan berakibat siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar matematika dan akhirnya bisa matematika. Salah satu cara membuat siswa menyukai matematika adalah membawa materi matematika ke dunia siswa yang tidak suka matematika tersebut. Disini akan dikenalkan sebuah modul matematika yang menyenangkan yaitu koma.
Koma merupakan singkatan dari Komik Matematika. Komik matematika yang dimaksud sebuah modul mata pelajaran matematika yang didesain dengan bentuk komik dan berbasis Discovery Learning (penemuan). Koma tersebut didesain dengan gambar yang menyenangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan koma mengantarkan siswa dari sebuah masalah-masalah yang abstrak ke konkret. Koma ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat baca (literasi) siswa, kemandirian siswa, kemampuan pemecahan masalah siswa serta secara keseluruhan hasil belajar matematika siswa.
Komik dipilih sebagai desain penyampaian materi matematika, karena dapat membawa ke kehidupan nyata melalui sebuah percakapan antar karakter dalam komik. Hal tersebut dapat memudahkan siswa untuk memahami materi dari abstrak ke konkret. Selain itu menjadi daya tarik utama siswa untuk membaca materi. Buku matematika yang sebelumnya hanya berisi penyampaian rumus-rumus dan latihan soal, bisa didesain dengan sebuah ilustrasi gambar kartun yang menyenangkan. Desain humor dan visual dalam komik juga membantu siswa untuk tidak bosan membaca buku matematika tersebut. Adanya modul matematika berbentuk komik tersebut menjadikan siswa lebih tertarik untuk membaca dan dapat meningkatkan tingkat baca (literasi) siswa.
Koma selain didesain berbentuk komik juga berbasis Discovery Learning. Discovery Learning adalah suatu pembelajaran yang menyajikan suatu konsep atau suatu materi yang tidak dalam bentuk jadi atau final, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukannya konsep tersebut. Siswa akan diajak untuk mengkontruksi pengetahuan melalui kegiatan penemuan yang berbasis masalah. Hal tersebut menjadikan cara berpikir dan kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat. Modul ini didesain dengan konsumsi pribadi tanpa perlu bantuan orang lain, sehingga kemandirian siswa juga akan meningkat. Kemandirian siswa dalam mengerjakan dapat meningkatkan kemampuan matematika Modul ini dapat digunakan siswa kapan dan dimana saja sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Penjelasan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa koma layak diterapkan dalam pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah dan kurang menyukai matematika. Guru diharapkan dapat membuat dan menerapkan koma ini dalam kegiatan pembelajaran. Guru adalah pribadi yang harus selalu belajar menghadapi berbagai keunikan karakter siswa. Ciptaan Allah SWT tidak ada yang salah. Guru harus pintar mengarahkan keunikan karakter siswa tersebut menjadi pribadi yang unggul dan berakhlakul karimah.