Surakarta – Perundungan dan bullying masih menjadi permasalahan yang masih menjadi polemik di Indonesia. Berbagai upaya pencegahan terjadinya perundungan di dunia pendidikan masih diupayakan, salah satunya dengan kegiatan sosialisasi pencegahan perundungan SMA Batik 1 Surakarta kepada 30 siswa yang nantinya akan disiapkan menjadi agen perubahan anti perudungan.
Tujuannya program ini guna menciptakan agen perubahan. Dimana mereka merupakan siswa-siswi yang akan memberi pengaruh bagi teman sebayanya untuk memberikan contoh perilaku baik, dan menjadi penebar kebaikan.
Program anti perundungan ini merupakan program dari Kementerian Pendidikan, yang bekerjasama dengan Puspeka dan UNICEF untuk mengingat masih banyaknya perundungan atau bullying dilingkungan tempat tinggal atau sekolah, sehingga menimbulkan pelaku maupun korban perundungan yang sangat berefek negatif bagi keduanya.
Sebagai langkah awal, 30 agen perubahan “Anti Perundungan” dipersiapkan lewat penunjukan siswa-siswi yang nantinya menjadi penggerak kepada rekan-rekannya untuk mengedukasi dan mencegah aksi-aksi perundungan. Nantinya, para agen perubahan ini akan diberikan materi terkait pencegahan perundungan selama beberapa kali pertemuan. Hasilnya, agen perubahan akan membuat karya promosi anti perundungan berupa puisi, film pendek, poster, lagu, dan karya lainnya yang akan dipamerkan dalam kegiatan Roots day.
Harapannya, 30 siswa ini bisa menyebarkan virus kebaikan dan manfaat kepada teman lainnya. Sehingga, semua siswa SMA Batik 1 Surakarta dan anak-anak di kota Surakarta sadar dan tidak melakukan perundungan.