Proyek P5 SMA Batik Surakarta: Mendukung SDGs Pendidikan Berkualitas Melalui Budaya, Demokrasi, dan Empati
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah agenda global yang dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Terdiri dari 17 tujuan, salah satunya adalah Pendidikan Berkualitas (Quality Education), SDGs ini bertujuan untuk memastikan pendidikan inklusif dan merata, memberikan peluang belajar sepanjang hayat, serta membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global.
SMA Batik 1 Surakarta menjadi contoh nyata implementasi SDGs Pendidikan Berkualitas melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Proyek ini dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal, nasional, dan global dengan mengusung tema Kearifan Lokal, Demokrasi, dan Stop Bullying. Ketiga tema ini tidak hanya memperkuat karakter siswa, tetapi juga sejalan dengan semangat SDGs untuk menciptakan pendidikan yang relevan, berbasis nilai kemanusiaan, dan berkelanjutan.
Pada kelas X, tema Kearifan Lokal diimplementasikan dengan mengenalkan siswa pada permainan tradisional Indonesia seperti Gobak Sodor, Congklak, dan Egrang. Melalui kegiatan ini, siswa belajar nilai-nilai kerja sama, sportifitas, dan kebersamaan yang terkandung dalam permainan tersebut. Kegiatan ini mendukung SDGs Pendidikan Berkualitas dengan memberikan pembelajaran berbasis budaya yang inklusif dan bermakna. Dengan mengenal dan melestarikan budaya lokal, siswa tidak hanya meningkatkan rasa cinta terhadap warisan budaya, tetapi juga memahami pentingnya menjaga identitas bangsa di tengah arus globalisasi.
Pada kelas XI, tema Demokrasi diterapkan melalui simulasi pemilu dan diskusi kelompok. Siswa diajak memahami konsep demokrasi secara langsung dengan belajar memilih secara adil, menyampaikan pendapat, dan menghargai perbedaan. Tema ini sejalan dengan SDGs Pendidikan Berkualitas dalam membangun generasi yang berpikir kritis, aktif dalam pengambilan keputusan, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial. Dengan memahami nilai-nilai demokrasi, siswa dipersiapkan menjadi individu yang mampu berkontribusi pada masyarakat global yang adil dan inklusif.
Pada kelas XII, tema Stop Bullying menyoroti berbagai bentuk perundungan dan cara pencegahannya. Siswa terlibat dalam pembuatan kampanye anti-bullying melalui media kreatif seperti poster, film pendek, dan komik edukasi. Kegiatan ini memperkuat SDGs Pendidikan Berkualitas dengan menciptakan lingkungan belajar yang aman, mendukung inklusivitas, dan mempromosikan nilai empati serta toleransi. Melibatkan guru dan orang tua dalam workshop anti-bullying juga menunjukkan pendekatan kolaboratif yang diperlukan untuk menciptakan pendidikan berkelanjutan.
Proyek P5 di SMA Batik 1 Surakarta menjadi implementasi konkret dari SDGs Pendidikan Berkualitas karena proyek ini memberikan ruang bagi siswa dari berbagai latar belakang untuk belajar bersama dalam suasana yang relevan dan mendukung. Setiap tema mengintegrasikan nilai-nilai budaya, sosial, dan kemanusiaan yang berperan dalam membentuk karakter siswa. Dengan melibatkan siswa dalam isu-isu global seperti demokrasi dan anti-bullying, sekolah memastikan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan.
Sebagai puncak kegiatan, SMA Batik 1 Surakarta mengadakan gelar karya untuk memamerkan hasil proyek dari masing-masing jenjang. Acara ini menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan dapat mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan isu global untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan inspiratif. Melalui Proyek P5, SMA Batik 1 Surakarta membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik tetapi juga membangun karakter generasi muda. Dengan menanamkan nilai budaya, demokrasi, dan empati, sekolah ini berkontribusi pada pencapaian SDGs Pendidikan Berkualitas di tingkat lokal maupun global.